Kemudian, apa sebenarnya makna dari hari lahir itu? untuk apa ritual tahunan tersebut dirayakan? adakah hikmah-hikmah yang bisa kita ambil daripada sekedar menjalankan ritual atau gengsi? Pada dasarnya tiap-tiap individu memiliki pemaknaan masing-masing terhadap datangnya hari lahir. Dan disini, saya ingin mencoba menuliskan beberapa pemaknaan dari umumnya yang sering saya dengar.
Momen hari lahir adalah momen berkurangnya masa hidup. Setiap yang bernyawa pasti akan mati, begitu firman Allah di dalam Al-Quran (3:185). Maka, banyak yang memaknai hari lahir sebagai berkurangnya jatah hidup didunia, dan semakin dekat pula dengan ajal yang kita tak pernah tahu kapan akan datang. Pada akhirnya, hari lahir ini menjadikan ajang muhasabah bagi mereka, tentang bekal apa yang sudah mereka siapkan untuk menjemput ajalnya kelak.
Kemudian, momen bertambahnya umur juga dimaknai dengan keharusan untuk menjadi lebih baik. Maksudnya disini adalah, seiring bertambah umur, maka (seharusnya) hal-hal baik yang kita lakukan haruslah bertambah. Menjadikan diri kita (setidaknya) lebih baik dari tahun sebelumnya.
Dua pemaknaan itu adalah yang paling umum sekali saya dengar. Selanjutnya adalah pemaknaan yang pernah saya baca, entah dimana saya lupa, yaitu hari lahir adalah hari dimana Ibu kita menahan sakit, antara hidup dan mati, demi melahirkan kita. Demi melahirkan kita anaknya, yang ia harapkan menjadi anak yang sholeh/sholehah, yang menyejukkan siapa saja yang memandang, dan harapan-harapan baik yang lain.
Ya, hari lahir kita adalah hari dimana ibu kita merasakan sakit yang amat sangat demi lahirnya kita. Sang ayah pun tak kalah bingung soal keselamatan ibu dan anaknya, juga biaya yang tak sedikit. Anak yang akan mereka besarkan nantinya, dengan segala harap soal baktinya kelak. Anak yang kemudian diberi nama yang menjadi harapan dan doa mereka. Maka, di hari lahir ini sudahkah kita menjadi seperti yang mereka harapkan? Pantaskah dihari lahir kita, kita justru meminta uang kepada orang tua untuk berpesta dengan teman, hanya karena gengsi atau semacamnya? Ah, sejujurnya sangat tak pantas bagi saya menulis paragraf diatas. Karena saya pun jauh dari kata "sesuai dengan yang mereka harapkan". Semoga Umi dan Abi disayang Allah :)
Pemaknaan berikutnya saya kutip dari website Salimah, yaitu mengenai tiga makna hari lahir.
- Wulidna bil mahabbati warahmah, kita lahir dengan membawa misi penyebar kasih sayang. Kita terlahir karena kasih sayang kedua orang tua kita, dan kita pun terlahir dengan untuk membawa misi rahmatan lil'alamin.
- Wulidna bil izzati walkaramah, kita lahir dengan kehormatan dan kita lahir untuk meraih kemuliaan. Kita lahir dengan kehormatan (QS 63:8), dan lahir untuk meraih kemuliaan (QS 17:70)
- Wulidna bil amanati wal masuliyah, kita lahir untuk mengemban amanah dan memikul tanggung jawab. Kita lahir mengemban amanah untuk beribadah (QS 51:56) dan sebagai khalifah di muka bumi (QS 2:30). Kita pun terlahir untuk memikul tanggung jawab (QS: 33:72) dan kelak akan dimintai pertanggung jawabannya (QS 17:36). Maka jangan sekali-kali kita mengkhianati amanah dan tanggung jawab tersebut (QS 8:27)
Pada akhirnya, pemaknaan mengenai hari lahir ini pun kembali ke diri kita masing-masing. Sebagai apa dan bagaimana hari lahir itu dimaknai. Adakah ia berupa muhasabah mengenai datangnya ajal, bertambahnya kebaikan, birrul walidain juga amanah dan tanggung jawab kita sebagai manusia. Ataukah ia sekedar menjadi perayaan ritual tahunan saja, rutininas tiap tahunnya tanpa ada satupun kebaikan didalamnya. Tulisan ini pun pada dasarnya adalah refleksi bagi saya sendiri, sudahkah saya?
Saya percaya, masih banyak lagi makna-makna yang baik mengenai hari lahir. Dan semoga kita termasuk orang-orang yang pandai mengambil hikmah.
Wallahu a'lam.
Muhasabah (lagi) back to 22 09 14
BalasHapus